Pesantren itu Ada di Tengah Laut

Tak terasa hampir satu tahun sudah aku mencurahkan energi di tempat yang insya Allah dibarokahi ini. Tempat yang dulunya kukira menakutkan dan sangat terasing, terisolasi dan jauh dari peradaban, ternyata penuh semangat, canda tawa, motivasi, dan yang tak kalah penting semangat untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sebuah kebetulan yang disengaja oleh Allah, bahwa aku dulu berharap bahwa aku ingin bekerja di mana aku bisa berkembang menjadi lebih baik dan bisa mendekatkan diriku kepada Allah. Aku belajar di alam bahwa aku insya Allah bisa beradaptasi di manapun asalkan aku bisa beribadah dengan baik tanpa ada kekangan. Hal itu mungkin dirasakan oleh teman-teman yang bekerja di bawah naungan perusahaan milik asing-barat dengan gaji tinggi. Tapi adaptasi hidup tidak seperti itu. Secara sederhana hidup itu tidak terlepas dari bernafas, makan/minum, istirahat, berlidung (sheltering), dan beribadah.

Kembali kepada topik bahasan.

Pertama kali aku hendak berangkat ke laut, ada yang bilang bahwa karakter di tempat kerjaku semakin ke barat itu orangnya semakin alim. Aku tak tahu pasti apa maksudnya. Baru tahu kemudian saat hari pertama aku menjejakkan di pulau besi. Tersebut sebuah station bernama Papa, berlokasi di West area Ardjuna Field, dan orang-orang menyambutku secara baik. Bersyukur juga ternyata di setiap awal waktu sholat, adzan selalu berkumandang melalui paging broadcast. Dan semua orang yang bekerja berbondong-bondong untuk menghadiri jamaah di sebuah ruangan kecil di Quarters lantai 3 yang telah disulap menjadi musholla sederhana.

Hal yang spesial adalah setiap habis sholat Isya, orang-orang tidak langsung bubar. Ternyata ada kajian Islam yang dibawakan setiap orang secara bergiliran setiap ba'da Isya. Aku disambut dengan syukur juga, Alhamdulillah orang-orang yang dikirim ke Papa flowstation adalah orang-orang yang baik yang insya Allah juga akan membawa perubahan baik bagi perusahaan dan negeri ini. Aamiin. (Sampai sekarang pun di kalangan angkatanku, TDP, station yang paling banyak pernah disinggahi TDP adalah Papa F/S. Rejoice Boys!) Tak ayal aku jadi target pengisi kajian tepat di trip pertamaku. Dan ternyata, ke depannya aku juga jadi tahu bahwa orang-orang yang datang ke sini baik itu visitor, kontraktor, ataupun orang kantor, kebanyakan adalah orang-orang baik dan berilmu yang sudah pasti jadi target pembawa kajian Islam ba'da Isya. Hehe...

Seiring dengan waktu dan adaptasi, ternyata semua ibadah bisa dilakukan. Tidak ada kekangan yang mempersulit untuk menegakkan ibadah di tengah laut ini. Justru sangat didukung dan insya Allah semakin fokus. Teman-teman yang ada juga adalah teman-teman yang mencintai untuk menegakkan ibadah-ibadah baik wajib maupun sunnah. Dan di sinilah aku dan teman-teman bisa belajar mengenai korelasi antara kerja dan ibadah. Kini sudah menjadi nafas budaya kerja sehari-hari, dalam setiap trip harus menyiapkan setidaknya satu materi dakwah untuk disampaikan saat ba'da Isya.

Mungin momen haru di sini adalah secara resiko tidak setiap tahun kami bisa hadir bersama keluarga di hari lebaran. Momen haru saat kami harus bertakbir di tengah deburan ombak yang tinggi dan angin yang kencang, jauh dari peradaban, jauh dari keluarga tercinta, jauh dari teman-teman lama yang sedang reuni di sana, namun dekat dengan rekan-rekan kerja terbaik. Rekan kerja yang sudah terasa bagai keluarga.

Tak berlebihan jika tempat kami bekerja sering dijuluki pesantren di tengah laut. Dinamika yang kompleks. Adaptability yang harus mantap. Semangat yang harus kuat. Kata masalah yang harus diubah menjadi tantangan. Serta usaha untuk taqarrub kepada Sang Pencipta. Kami berangkat bekerja juga membawa semangat untuk lebih dekat kepada Allah. That's a beautiful thing.

After all,
Taqobbalallahu minna wa minkum
Semoga Allah menerima ibadah kita, sholat kita, puasa kita, taubat kita, dan doa-doa kecil kita...
-from our home far from home with love

Wabillahi taufiq wal hidayah. Semoga kami bisa menjaga keistiqomahan dalam menjaga amanah bangsa ini dan menggapai rahmatan lil 'alamin.
*Catatan kecil dari tengah laut: Lebaran Mudik? Kami Kerja!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Lintas Jalur ITS

Jujitsu is My Way

Teknologi Internet : Perkembangan Web 2.0