Suket Teki

Behind The Name

Nama adalah doa. Ia bukanlah sebuah isapan jempol belaka. Aku memiliki nama Ash Habil Yamien, sebuah nama dengan arti yang baik dari ayahku. Selain itu, kini aku juga memiliki sebuah nama di dunia petualangan: Suket Teki. Sebuah nama yang penuh arti bagi saudara-saudara di OPA Ganendra Giri dan Pecinta Alam pada umumnya.

My Life

Aku lahir dan besar di sebuah kota yang nyaman di sebuah negeri yang indah. Aku lahir di Kota Malang, Indonesia. Sebuah kota berhawa sejuk yang dikelilingi gunung-gunung kokoh.

Sebagai generasi kelahiran 90-an, aku menikmati masa bermain dan belajar di SDN Dinoyo 3 Malang yang penuh kenangan. Meski sekarang SD-ku sudah berganti bukan SD-ku dulu, akibat regroup. Lalu, Alhamdulillah aku diperkenankan oleh Allah SWT untuk belajar di sekolah favorit di Kota Malang SMP Negeri 3 Malang dan SMA Negeri 3 Malang. Aku mendapat banyak teman yang luar biasa di sekolah favorit ini. Dari merekalah kini aku memiliki pandangan besar mengenai cita-cita. Pelajaran yang sangat berharga dari kakak kelasku saat SMA adalah, "Bentuklah mindset-mu sebelum memasuki masa kuliah, karena penggapaian jati diri itu paling kuat terbentuk saat masa remaja di SMA, di mana kontaminasi pemikiran batil belum terlalu banyak. Sangat baik untuk membentuk idealisme muslim-mu di masa SMA, karena setelah memasuki dunia perkuliahan dengan mahasiswa dan gerakan-gerakannya, kau akan tahu betapa liar arus pemikiran yang menghanyutkan di sana."

Sebagai anak muda yang memiliki cita-cita tinggi, aku menaruh target untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung yang aku idam-idamkan. Aku ingin menjadi seorang insinyur layaknya ayahku yang juga lulusan Institut Terbaik Bangsa tersebut :) Namun sepertinya impian itu harus aku simpan terlebih dahulu. Akhirnya karena tujuanku adalah institusi dengan dasar teknologi yang baik, maka pilihan studiku berlabuh di Politeknik Negeri Malang (Politeknik Unibraw) yang termasuk salah satu Politeknik Perintis di Indonesia, meski hanya diploma degree yang nantinya akan kuraih.

Aku Sebagai Mahasiswa

Aku mendalami studi mengenai Teknik Mesin (Mechanical Engineering) di Politeknik Negeri Malang. Meski sebenarnya Politeknik Negeri Malang sudah memiliki kampus baru (Jl. Soekarno Hatta Malang), tetapi aku masih kuliah di kampus UB, tempat dulu Politeknik Unibraw. Hal ini dikarenakan Jurusan Teknik Mesin direncanakan menjadi jurusan yang terakhir kali pindah dari UB karena proses uninstall mesin-mesin besar itu menghabiskan sumber daya dan waktu yang tidak sedikit. Istilahnya, rumit. Namun Alhamdulillah, aku masih bisa merasakan atmosfer lingkungan belajar yang baik di kampus UB ini, sesuai pendapat dosenku yang mengatakan lebih betah di kampus lama daripada di kampus baru.

Jurusan Teknik Mesin yang terkenal dengan slogan "Solidarity Forever"-nya di manapun pasti didominasi oleh lelaki. Bagaimana tidak, wong untuk D3 Mesin di angkatan saya, dari sekitar 140-an mahasiswa hanya ada 2 mahasiswi (Jadi, 1:2 - satu angkatan dua cewek). Jadi, untuk saya yang memang tidak terlalu akrab dengan teman-teman cewek semenjak kecil malah semakin jauh di masa kuliah ini. Nasib. Tapi banyak hal positif yang aku dapatkan di Jurusan Teknik Mesin. Aku belajar banyak hal di sini yang tidak pernah aku dapatkan selama SMP-SMA. Dari kesederhanaan teman-teman, solidaritas si lontong-lontong, hingga ketangguhan gundul-gundul anak mesin. Paling tidak aku belajar untuk berani di sini. Hidup itu butuh perjuangan. Ada kalanya teori lebih mudah daripada praktek, dan ada kalanya praktek lebih mudah daripada teori.

Aku Sebagai Petualang dan Pencinta Alam

Aku menjadi seorang petualang bukan murni sebagai pilihanku, tetapi juga karena nasibku.

Aku banyak menulis untuk ingin berpetualang dari aku sebelum terjun di dunia petualangan ini. Akhirnya keturutan juga karena buah iming-iming adikku, Mustofa, untuk ikut menjadi Mapala. Ya, akhirnya aku bergabung menjadi anggota keluarga besar OPA Ganendra Giri Politeknik Negeri Malang dengan nomor anggota 420-GG. Meski akhirnya adikku yang dari Sispala BX-4 (Bhawikarsu X-4) juga bergabung dengan Mapala UI yang disebut sebagai pelopor lahirnya Mahasiswa Pencinta Alam di negeri ini dengan nomor M-940-UI.

Mungkin belum banyak yang bisa kutulis di sini sebagai petualang, karena aku bisa dikatakan masih anak kemarin sore di bidang ini. Sedikit demi sedikit aku hanya bisa berusaha bagaimana aku bisa mengkorelasikan kegiatan petualangan/pecinta alam ini dengan usaha taubat dan ibadahku. Semoga aku akan bisa berbagi saat aku mencapai titik di mana aku bisa berbagi. Aku akan berusaha mencapai titik itu bak seorang pendaki yang berusaha menaklukkan egonya.

Aku Sebagai Penulis

Aku sudah mulai belajar dan mendalami dunia kepenulisan dari bangku SMA, yang kalau ditilik kembali mungkin pada saat yang sama ketika aku mulai menulis di blog ini. Wahana pembelajaran terbesarku untuk menulis adalah ketika dulu aku terlibat bersama kakak kelas untuk menulis buletin Obrolan Bhawikarsu. Tulisan dan perkataan memang memiliki sebuah kekuatan. Paling tidak itu yang membuat aku tertarik dengan dunia kepenulisan. Hingga saat ini aku selalu berusaha untuk menulis dan belajar untuk menemukan karakter tulisanku.

Ketika aku mulai terjun di dunia petualangan, aku mendapati bahwa dunia petualangan juga ternyata tidak jauh dari dunia kepenulisan. Contohnya antara lain adalah Soe Hok Gie yang menjadi salah satu pelopor gerakan Mahasiswa Pecinta Alam dan Norman Edwin yang dikenal sebagai petualang dan wartawan yang prestatif, di mana keduanya merupakan sosok yang hidup di dalam tulisannya. Sebenarnya kepenulisan di dunia petualangan lebih condong ke arah sebuah jurnal, namun ia memiliki corak tersendiri dalam mengekspresikan cinta dan menggambarkan usaha untuk dekat kepada Sang Pencipta.

Cita-citaku di bidang kepenulisan ini sudah jelas, aku akan membuat buku cerita mengenai petualangan dan pengalamanku. Mungkin menjadi proyek besar pribadiku bersama keinginanku untuk menuangkan sebuah cerita dalam bentuk game RPG yang sudah tertanam sejak aku masih duduk di bangku SMP.

From Now and On

Aku tidak murni bertipe jenius, karena aku lebih condong kepada tipa pekerja keras. Aku juga merupakan tipe yang tidak bisa diam meskipun dalam keseharian aku dikenal pendiam. Karena itu aku selalu suka mencari kesibukan yang kujadikan proyek-proyek pribadiku. Aku paling tidak suka menganggur dan menunggu. Aku memiliki keinginan yang jelas untuk berkontribusi bagi negeriku yang indah ini, yang kini masih dipenuhi borok akibat caplokan negeri lain.

Aku memiliki cita-cita luhur untuk membangkitkan kejayaan kaum muslimin yang mungkin sekarang sedang terkotak-kotak. Aku percaya bahwa sebenernya perlahan tapi pasti kaum muslimin itu bisa bangkit dari tidurnya. Yang perlu kulakukan sekarang adalah membenahi diriku agar lebih pantas saat bergabung di barisan para pejuang kalimat Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Lintas Jalur ITS

Jujitsu is My Way

Teknologi Internet : Perkembangan Web 2.0