Betapa Nikmatnya Hidup itu...

Makna hidup: barangkali itulah dasar seorang manusia dalam mencari jati dirinya. Kita tidak akan menemukan ketenangan hidup jika kita belum menemukan makna hidup kita sendiri. Lalu, sedalam manakah kita memahami makna hidup ini? Tak sedikit orang yang berhasil menemukan jawabannya, sehingga dapat sukses menjalani hidup ini, dan insya Allah juga hidup sesudahnya (barangkali inilah cita-cita kita semua). Kita patut mencontoh jejak-jejak mereka yang telah berhasil sebelum kita.

Akan tetapi, banyak juga orang yang mungkin gagal menemukan apa arti hidup, meskipun itu adalah hidupnya sendiri. Hal ini dapat terbukti dari banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi. Kemungkinan besar hal tersebut diakibatkan oleh keringnya rohani dan spiritual mereka. Contohnya bagi kasus bunuh diri terbesar adalah di Jepang yang mayoritas penduduknya atheis. Oleh karena itu, perlu sekali bagi seorang insan untuk mempelajari agama dan meningkatkan iman melalui berbagai siraman rohani. Dengan begitu, maka jalan seorang insan untuk menggapai jati diri yang benar akan terbuka lebar.

Hidup itu sangatlah nikmat, sejalan dengan tahapan masa yang kita lewati dalam hidup ini. Jika kita menyadarinya, sungguh dalam melewati tahapan masa hidup itu kita juga melewati waktu-waktu yang sangat berharga. Kadang muncul di benak kita, ingin agar waktu tetap diam di saat kita bahagia. Saat bersama keluarga, saudara, sahabat, dan teman, atau mungkin saat beromantis ria dengan pasangan, pinta kita, "janganlah waktu berlalu dengan cepat".

Hidup ini adalah anugerah yang indah. Dunia juga sesuatu yang indah, meski tak seindah surga... (kayak lagunya laskar pelangi nih...). Tapi bener kok, coba bagi yang suka dengan dunia fotografi, pasti paham. Setiap momen, setiap waktu, dan setiap sudut panorama di dunia ini memiliki nilai keindahan dan keseimbangan sendiri. Sungguh indah ciptaan Allah ini.

Lalu, saat kita menyadari perjalanan hidup kita selama ini, dari nol sampai kita menjadi orang seperti saat ini, sungguh, "Subhanallah, aku bisa melewati berbagai petualangan yang hebat, dan sungguh betapa kuatnya kita hingga mencapai kondisi sekarang." Untuk itu, sebenarnya kita masih mempunyai alasan untuk mencapai suatu hal yang lebih baik lagi di esok hari dan di masa depan. Tak seyogyanya bagi seseorang untuk bunuh diri, membuang kehidupan yang indah dan sangat berharga ini setelah memahami semua makna kehidupan.

Kemudian, berikut adalah beberapa pelajaran yang kupetik dari guruku:
Hidup itu seperti menanam. Menanam di masa muda. Akan kita tuai hasilnya esok di saat kita dewasa. Hidup juga akan lebih indah jika kita dapat berjalan bersama dengan orang lain, teman kita, dan keluarga kita. Kita akan lebih kuat dalam menjalani hidup ini bersama teman dan keluarga. Ada sebuah kata yang kurang lebih seperti ini, "Walk in front of me, I won't follow; Walk behind me, I won't lead; Just walk beside me, and we'll be together." Oh yeah? Kata tersebut sebenarnya cocok dalam beberapa kasus dan tidak cocok pada beberapa kasus pula. Tergantung sejauh mana kita dapat memahami langkah dalam kehidupan.

Kita hidup di dunia ini hanyalah sebagai pengembara yang singgah sebentar. Hidup itu sendiri adalah sebuah titipan. Titipan itu amanah. Amanah akan dimintai pertanggung jawaban. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kita berusaha sebaik mungkin menjaga amanah itu. Untuk itu kita perlu menjalani hidup ini sambil mengambil pelajaran di dalamnya, meskipun ilmu Allah tak akan pernah dapat kita capai kecuali hanya sebagian kecil saja. Akan tetapi, yang sebagian itu bisa jadi lebih dari cukup bagi kita. Semoga apa yang saya bagikan pada catatan-catatan jurnal ini bermanfaat bagi diriku sendiri dan bagi orang lain yang membacanya. Amin.

Wabillahi taufiq wal hidayah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Lintas Jalur ITS

Jujitsu is My Way

Memang Jauh, Tetapi...