Ada Apa antara Internet, Moralitas, dan Budaya?

Apakah ada yang mengatakan internet itu bak pedang bermata dua? Kalau menurut saya jelas ya! Sadarnya, internet itu sumber ilmu, sumber rejeki, namun juga banyak sebagai sumber malapetaka seperti virus, malware, atau yang lainnya yang 'berbahaya'. Ho! Apakah itu yang berbahaya? Jangan sampai kita kena bahaya! Oh bukan itu maksudnya.....

Internet memang memiliki banyak fungsi dan banyak manfaat, tetapi juga bukan berarti internet bersih dari sesuatu yang merusak.

Kawan-kawan... Tentunya sudah banyak yang pada tahu kalau banyak sekali situs-situs yang 'nggak genah' alias parno... Atau, sampeyan semua tahu gudangnya virus dan hacking community... Atau satu lagi nih, carding alias pencuri uang kartu kredit. Nah, semua yang di atas adalah beberapa sisi gelap internet, alias underground-nya Internet. Whew, paling tidak kita semua harus menghindari tempat-tempat berbahaya seperti itu. Kenapa? Berikut alasannya.


Indonesia adalah sebuah negara yang sopan santun dan kaya, kaya akan budaya, kaya SDA, dan kaya akan pemandangan alam. Mari kita perhatikan poin yang akan kita lihat, nilai sopan santun atau moralitas dan budaya. Hal ini sangat berkaitan erat dengan globalisasi dan tentunya Internet yang merupakan piranti pembawa globalisasi. Mengapa, karena secara tak langsung Internet sebagai media globalisasi membawa pengaruh yang besar bagi generasi muda kita dalam masalah budaya. Banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia dan merasuki jiwa pemuda Indonesia, dan juga otomatis menggusur budaya asli Indonesia yang makin terlupakan. Bahaya tuh! Kalau dibiarkan, lama-lama budaya akan sirna!

Begitu pula dengan website-website dengan tayangan yang merusak moral/akhlak. Sepertinya kita semua lupa bahwa Indonesia beda dengan negara-negara barat yang liberalis, Indonesia merupakan bangsa dengan budaya asli timur yang sopan santun dan beradab. Ini sangat bertentangan dengan budaya maupun moral bangsa barat. Coba kita tengok dahulu, sikap malu masih sangat melekat pada lubuk dan hati sanubari masyarakat. Namun coba apa yang kita lihat sekarang? Banyak pemuda yang pacaran melewati batas sampai ke tempat yang sepi, maupun pakaian para wanita yang 'seadanya'. Beda jauh dengan Indonesia tempo dulu, dengan Indonesia 'the real Nusantara'. Apakah semua generasi yang masih hidup di Indonesia tidak malu?


Bukannya menyalahkan globalisasi maupun internet sendiri, namun kita seharusnya menyesali penggunaannya. Menyesali tidak sebatas dalam hati, namun camkan dalam lubuk hati dan mulai kepada aplikasi. Mari kita benahi penggunaan internet kepada jalan yang semestinya. Serta jangan lupakan tugas kita untuk menjaga warisan budaya dan akhlak sopan santun nenek moyang kita. Tak perlu ada kata yang sesuai untuk ini, kecuali mari kita muhasabah, perbaiki diri dan mulai bergerak memajukan bangsa!


Saya pun jadi ingat kata guru TI saya, teknologi itu sebenarnya adalah piranti untuk memudahkan pekerjaan manusia. Kalau dalam teknologi itu ada sesuatu yang merusak, misalnya saja virus, berarti pembuat virus tidak membuat teknologi semakin bermanfaat, melainkan teknologi yang menyerang manusia itu sendiri. Maka, pesan moral akhir, pergunakan teknologi secara semestinya, agar nilai manfaat teknologi itu tidak hilang maupun berbalik menyerang kita sendiri.

Komentar

Unknown mengatakan…
mantap deh terusin deh belajar IT nya

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Lintas Jalur ITS

Jujitsu is My Way

Memang Jauh, Tetapi...