Amerika: Center of Problem

Akhir-akhir ini kemelut sedang memuncak di daerah timur tengah, daerah yang kaya akan sumber daya dan juga dikenal sebagai daerah dengan banyak pemeluk muslim yang benar-benar muslim. Mulai dari Palestina dengan Israel, Pakistan menghadapi Taliban, Iran dengan konflik politiknya, Afghanistan dan Irak yang juga tetap nasibnya seperti dahulu. Tahukah Anda? Semuanya ternyata akibat ulah tangan manusia yang rakus dan tamak. Siapa lagi kalau bukan penganut dan pemegang kekuasaan kapitalisme sejati, Amerika/US. Meski jelas kapitalisme gagal dan menunggu runtuhnya, tapi hingga kini budaya kapitalnya belum hilang. Daerah negeri muslim di timur tengah pun tak luput dari campur tangan dan penetrasinya. Terbukti baru-baru ini, kemelut politik di Iran juga dikompori oleh Amerika dan Inggris (Metro TV/MHI: 25/6/09) di pemerintahan Iran. Apakah tujuannya sebenarnya sudah jelas, mereka ingin menguasai daerah TimTeng yang kaya dan menghancurkan kekuatan Islam yang memusuhi Amerika.

Nah, kawan-kawan Indonesia yang super (gayanya Mario Teguh nih...) seperti yang kita ketahui, Amerika sering menggembar-gemborkan usaha melawan terroris. Namun nampaknya banyak orang tidak tahu siapakah terroris itu sebenarnya. Kalau Amerika sendiri sering menisbatkan terroris itu adalah para militan muslim yang digambarkan bengis, kejam, dan hukumnya juga tak manusiawi. Akan tetapi apakah Anda percaya dengan Amerika sang kapitalis, negeri kafir? Tidak. Kebanyakan ucapan mereka dusta kepada kita. Mereka berusaha menciptakan image bahwa Islam dan sistem Syari’ahnya itu amatlah bengis kejam dan tak manusiawi, bahkan kepada orang-orang Islam sendiri, seperti yang terjadi di Indonesia ini, sehingga yang terjadi adalah Muslim semakin meninggalkan Islam. Naudzubillah.

Sebenarnya aku sendiri tidak membenci Amerika sepenuhnya, karena banyak saudara-saudara Muslim kita yang teguh juga di sana dan juga ikut berjuang membela Islam. Sebenarnya yang harus kita benci adalah politik Amerika yang kapitalis dan ingin menguasai seluruh dunia ini, lewat kekayaan yang sebenarnya dimiliki dunia Muslim. Oleh karena itu kawan, sebenarnya banyak di antara kita sangat muak dan tidak suka dengan Amerika dan negara-negara barat sekutunya. Mereka berhasil mempenetrasi Islam dengan ide-ide liberalisme, sekularisme, demokrasi, kapitalisme, persamaan gender, HAM, dan sebagainya yang sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam, dan juga benar-benar merusak Islam. Lihat saja mereka pejuang nilai-nilai demokrasi, gender, ataupun HAM selalu merasa dirinya benar, padahal jika kita menilik pada syari’at Islam, itu justru salah kaprah. Inilah indikator mengapa nilai sekuler telah masuk di dalam Islam. Nampaknya Amerika sukses dalam hal ini. Inilah inti utama mengapa Islam dipandang sebelah mata di dunia ini secara umum.

Sekarang, saatnya kita bermuhasabah diri. Tidak selamanya berburuk sangka itu jalur efektif dalam menghadapi musuh. Kita harus mencari kesalahan diri sendiri dan berusaha menambal kekurangan untuk selanjutnya membangun diri. Cara ini biasanya lebih efektif karena metodenya lain dari metode Amerika yang terpaku dalam persaingan kapitalisme. Dalam muhasabah kita dapat membangun diri tanpa ada batasan acuan seperti pada metode persaingan. Nah sobat, kini mari kita nilai dari dalam Islam. 
Kita tahu para saudara kita Muslim sendiri lebih terkesan taklid buta daripada memahami Islam secara kaffah. Kaum muslimin sekarang lebih menilai agama Islam ini sebagai ibadah ritual semata, Hablumminallah saja. Sedangkan dakwah hanya terpaku dalam masalah akhlak saja.

Sungguh semua kaum muslimin meninggalkan kekaffahan Islam, yang sebenarnya Islam itu hanya bisa dikatakan Islam bila ia dijalankan secara kaffah. Nah, ibarat komputer, kini kaum muslimin cuma terpaku pada processor dan harddisknya saja, sedang RAM dan power supply dan juga lainnya tidak dipermasalahkan sama sekali, padahal jika komputer itu ingin dijalankan, semua komponen harus ada dan komplit, hardware maupun softwarenya. Nah kawan-kawanku, kini saatnya menyeru untuk mengembalikan kejayaan Islam dengan kekaffahannya, agar Islam tidak meredup dan agar ia dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Islam adalah satu-satunya sistem terbaik yang diberikan Allah, Pencipta dan Pengatur kita semua agar kita dapat hidup sebagai manusia di dunia, bukan sebagai perusak.

Wallahua’lam Bisshowwab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Lintas Jalur ITS

Jujitsu is My Way

Memang Jauh, Tetapi...