Energi itu Kekal, Benarkah?

"Energi itu kekal, di mana setiap energi tidak bisa hilang, akan tetapi berubah menjadi bentuk energi lain", kurang lebih begitulah bunyi hukum kekekalan energi. Apakah Anda percaya begitu saja akan hukum ini? Nyatanya kalau kita amati, hukum ini tak selalu bisa digunakan. Mengapa? Energi yang terus-terusan berubah bentuk menjadi energi lain tidak sejalan dengan logika fakta yang ada di dunia. Terlalu sulit untuk mengatakan perubahan energi. Misalnya benturan oleh suatu gaya, maka energi akan berubah menjadi energi suara dan sebagainya. Lalu, saya juga bingung dengan energi suara nantinya jadi apa? Suara akan menghilang pada jarak radius tertentu, apalagi ada benda-benda peredam suara. Kalau memang energi suara diredam suatu benda dan kemudian berubah menjadi energi potensial dalam benda tersebut, maka nilai energi potensial juga berubah dong? Padahal unsur energi potensial adalah massa, ketinggian dan gravitasi (EP=mgh) tak menyatakan benda peredam suara mengubah suara menjadi energi potensial.

Lain halnya dengan benturan yang terarah kepada bumi. Apakah bumi ikut berguncang karenanya? Bumi tidak terpengaruh oleh gaya-gaya atau energi yang mengarah kepadanya. Petirpun tidak membuat bumi tersetrum, bahkan ia pun menyerapnya. Pertanyaannya, ke manakah energi yang pernah dikerjakan pada bumi? Energi sama halnya dengan usaha, perkalian gaya dan perpindahan. Bila bumi tak bergeming dari posisinya saat ada benturan ataupun petir yang menyambar, maka usaha atau energi yang dikerjakan kepada bumi adalah nol. Dalam hal ini saya bisa menyimpulkan bahwa memang massa bumi dan dimensinya sangatlah besar. Kita yang kecil tak akan mampu melakukan usaha kepada bumi secara keseluruhan. Bila Anda mengamati, panas matahari juga akan diserap bumi. Intinya, bumi adalah penyerap energi keseluruhan di dunia, yang hitungannya amatlah jauh kecil dibandingkan dengan usaha atau energi yang dibutuhkan untuk menggemingkan bumi dari kedudukannya. Lantas ke mana usaha atau energi yang terserap bumi selama ini?

Itulah mengapa saya mengatakan hukum kekekalan energi terlalu sulit untuk dikatakan atau dibuktikan secara riil. Penerapannya pun biasanya sebatas pada bagian yang menyangkut mekanika atau pergerakan yang memang berhubungan secara langsung. Kalau menimbang hal ini, tampaknya berlebihan kalau mengatakan energi itu kekal. Sejauh saya mengamati, akan lebih tepat jika dikatakan bahwa energi atau usaha itu tidak akan hilang degan begitu saja.


Adapun yang lebih logis, yang kekal itu hanyalah Allah, Maha Pencipta atas diri kita semua dan alam semesta, sebagaimana firman-Nya yang benar dan tak diragukan:

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya" (TQS. Ali Imran : 3)
Sejauh ini, tulisan ini masihlah sebuah teori pengalaman dan logika dari saya. Selebihnya, Wallahuwa'lam Bisshowwab.

Komentar

Anonim mengatakan…
sy lebih cocok kata 'kekekalan energi' di ganti dengan 'ketetapan energi'.
Unknown mengatakan…
Kekekalan energi hanyalah sebuah konsep dan teori. Kekekalan energi hanya terjadi dengan syarat berada di dalam kondisi yang ideal.
Ash Habil Yamien mengatakan…
Iya, setelah kuliah saya baru paham istilah aslinya di pembahasan hukumnya seharusnya "konservasi energi" bukan kekekalan energi. Apa yang translate bahasanya agak slek... ah sudahlah... Yang penting sekarang kita bisa memanfaatkan apa yang sudah diketahui untuk kebaikan hidup.

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Lintas Jalur ITS

Jujitsu is My Way

Memang Jauh, Tetapi...