Lumpur

Langit mendung kelabu
Awan murung mengambang pelan
Angin dingin mengalun syahdu
Membawa kabar datangnya rindu

Rintik rejeki menghujam pertiwi
Melantunkan nada seribu duka
Meneteskan rahmat untuk pusaka
Namun kering tak kuasa menjaga

Ku tahu arti rintik itu
Namun mengapa lumpur yang menyapa
Mengotori kaki-kaki dekil ini
Yang bermain di bawah atap pusaka

Pelangi di atas bukit
Membayang mengambang di sukmaku
Di bawah ragaku yang kotor
Di bawah penyesalanku yang tak terkira

Kau bilang ini cerita
Tapi kulantunkan ini sebagai duka
Langit paham dengan segala kemegahannya
Dengan warna segala rupa

Aku ingin kembali
Mencari mata air pembasuh jiwa raga
Lumpur pekat terlanjur melekat
Akibat lalai yang memikat

Sekelam-kelamnya masa lampau
Masa depan itu masih suci
Lumpur sebagai penabur
Air sebagai pembilas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Lintas Jalur ITS

Jujitsu is My Way

Teknologi Internet : Perkembangan Web 2.0