Pelajaran Terakhir Ternyata Masih Jauh

Kurasa, sebenarnya waktu itu tidak ada. Ia tidak berwujud. Ia tidak bernyawa. Akan tetapi ia memiliki definisi sehingga ia ada. Dalam suatu keadaan hampa tanpa ada apa-apa waktu itu tiada. Namun ketika matahari timbul tenggelam, manusia tumbuh semakin besar di masa kanak-kanak, kulit semakin keriput di masa tua, dan suatu generasi digantikan oleh generasi lain, maka definisi waktu telah tercipta. Sedang Allah yang kekal tidak berada pada dimensi waktu itu.

Kita hidup dalam sebuah batasan waktu. Hidup kita terkekang oleh waktu yang menjadi kuota masing-masing orang. Kuota itu tidak sama bagi tiap orang. Sekarang, tinggal bagaimana kita memanfaatkan kuota itu baik-baik.

Kita hidup, sehingga kita dapat belajar. Kehidupan manusia ini tidak lepas dari proses yang namanya belajar. Setiap hari selalu ada yang baru yang dapat kita pelajari. Apa tujuannya? Agar kita dapat menemukan suatu nilai yang berguna untuk kehidupan kita selanjutnya setelah mempelajari nilai tersebut. Kadang kita menamainya hikmah.

Hikmah dapat dicari dari mana saja. Ia merupakan bagian dari ayat-ayat Kauniyah Allah yang tersebar di penjuru alam semesta. Kita terkadang dapat menemukan hikmah tersebut dari hal-hal yang sepele. Dari sebuah aktifitas kecil, fenomena alam, hingga sebuah peristiwa besar.

Ada sebuah fakta menarik dalam belajar. Kita tidak perlu merasakan ataupun melakukan sebuah pengalaman secara langsung untuk memperoleh sebuah hikmah. Kita bisa memperoleh hikmah dari pengalaman orang lain. Dan pengalaman itu disampaikan melalui sebuah cerita. Ada baiknya kita tidak meremehkan cerita yang disampaikan oleh seseorang, karena di balik sebuah cerita pasti tersembunyi hikmah.

Pada akhirnya bukanlah sebuah kejayaan yang kita butuhkan. Akan tetapi sebuah kerendahan hati. Karena tidak ada apa-apa yang kita peroleh dengan suatu kejayaan melainkan sesuatu yang semu. Akan ada kejayaan-kejayaan yang lain yang akan menggantikan kejayaan masa kini. Namun dengan sebuah kerendahan hati, akan banyak hal-hal besar yang bisa kita bagikan kepada orang lain, dan itu bukanlah sebuah kesia-siaan.

Ada kemungkinan perputaran waktu tidak berakhir pada masa kita hidup kini. Maka dari itu, masih ada kemungkinan-kemungkinan besar di masa mendatang. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang melahirkan harapan-harapan pada generasi sekarang. Generasi selanjutnya pasti (dan harus) akan melanjutkan pelajaran yang telah didapatkan oleh generasi sekarang sebagaimana generasi sekarang pasti (dan harus) melanjutkan pelajaran yang telah didapatkan oleh generasi sebelumnya. Untuk itu, ternyata pelajaran terakhir masih jauh selama waktu masih bergulir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Lintas Jalur ITS

Jujitsu is My Way

Teknologi Internet : Perkembangan Web 2.0